(Jurus ke 3)
Bersikap Dan Bertuturkata Lembutlah Kepada Istrimu
Tidak diragukan pasti kita semua mengetahui bahwa diantara tabiat
wanita : dia sangat sensitif dengan ucapan , ibarat maupun isyarat yang ditujukan padanya , tapi bersamaan dengan itu kita sebagai suami
kadang masih saja melukai perasaannya dengan ucapan-ucapan yang kasar , kita
sering menyifatinya dengan sifat yang melukainya , ditonjok dengan
tuduhan-tuduhan (kamu itu begini dan begini) yang terkadang sebagiannya benar
tapi dengan cara kasar yang tidak pantas dilakukan dihadapan wanita.
Cara-cara ini sebenarnya sudah cukup merobohkan bangunan-bangunan
kebahagian rumah tangga , dia akan menyimpan luka-luka dalam yang membuatnya benci pada suaminya.
Dorothi Dix mengemukakan
: Sebab utama keburukan dalam rumah tangga , yaitu lebih dari 50% dari kumpulan
permasalahn yang pada ahirnya meja hakim memutuskan perceraian , disebabkan
dari “ celaan” saja ….ucapan kata kasar yang
merendahkan atau kata celaan yang
terlalu dalam menyakitkan yang membuat
rendah harga diri dan membuat hati terpecah-pecah! (dari kitab : kaifa taksib
al-asdiqha’)
Wahai sang suami , memang benar terkadang istri terlambat
menyiapkan makan siang , sedang engkau baru pulang dari kerja dalam keadaan
capek dan lapar , tapi tidakkah engkau ingat bahwa istrimu juga dalam keadaan
bekerja dirumah capek mencuci pakaianmu ,
pakaian anak-anakmu , membersihkan dan merapikan kamar kamar , menyiapkan
makanan , belum lagi harus mengurus anak-anak yang ini nangis , yang ini harus dicebokin
yang ini maunya ini dan itu segudang pekerjaan yang bisa jadi jauh lebih berat
dari pekerjaanmu .
Saudarakau para suami mari sejenak kita bercermin melihat
keindahan ahlak Nabi kita yang mulia Muhammad shallallahu alaihi wasallam dalam
sebuah kisah nampan atau piring yang pecah .
Al-Imam Albukhari meyebutkan dalam shahihnya hadits Anas Bin
Malik semoga Allah meridhainya :
Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dirumah
istrinya (Aisyah semoga Allah meridhainya) , ada salah seorang utusan dari
ummul mukminin mengirimkan makanan kerumah beliau lalu Aisyah memukul tangan
utusan tersebut sampai jatuh dan terpecahlah piring makanan itu , Rasulullah
kemudian mengumpulkan makanan dan pecahan nampan atau piring tersebut dan beliau
mengatakan (kepada para tamunya) IBU KALIAN SEDANG CEMBURU , kemudian beliau
menggantikan piring yang pecah dengan piring yang bagus dan meninggalkan piring
yang pecah dirumah tempat kejadian pecah ( lihat Shahih Albukhari no 5225)
Lihatlah indahnya ahlak Beliau shallallahu alaihi wasallam ,
begitu melihat apa yang dilakukan oleh istrinya memecahkan piring makanan ,
ketika makanan akan dihidangkan didepan para tamu , apakah Beliau serta merta
menghardiknya berkata kasar dihadapannya , Beliau memahami dan mengerti
perasaan Ibunda Aisyah , Beliau tidak menambah dari kata :”Ibunda Kalian sedang
cemburu” sungguh jauh memang dari praduga kita sebagai ummatnya.
Tapi itulah Beliau suri tauladan kita dalam semua hal dan
keadaan Beliau contohkan yang terbaik untuk ummatnya.
Yuuuk para suami berlemah lembutlah dihadapan istri ,
biarkanlah piring-piring dan gelas gelas itu yang pecah asal
hati sang istri tetap bahagia dan gembira dengan sikap lemah lembutmu
kepadanya.
Bersambung…..
Semoga bermanfaat
Disarikan dengan sedikit tambahan dan penyesuaian dari kitab
: Kaifa Taj’alu Zaujataka Tuhibbuka , Karya Adil Fathi Abdullah
Abu Nawwaf Akhyar Rasyidi
Thaif 21/10/1436H
Posting Komentar
Komentar para pembaca yang baik dan membangun sangat kami harapkan dan atas kunjungannya kami ucapkan Jazakumullohu Khoiron.