(Jurus 2) Ajaklah Istrimu Bermain Bercandaria Bersamamu
Sebagian suami menyangka tugasnya adalah terbatas pada nafkah
membelikan makanan minuman yakni materi saja , melupakan bagian yang ini yaitu
mengajak istri bermain bercanda ria dalam kehidupan rumah tangga , lupa
bagaimana ia juga harus mencuri cinta istrinya dengan mencandainya , padahal
ini sangat penting , inilah diantara pengokoh tiang-tiang bangunan cinta antara
suami istri.
ٍٍCapek banget deh kayaknya kalau punya suami bisanya hanya
nunjuk : dek siapin makanan , siapin kopi , tuh baju belum dicuci , belum di
setrika , ni rumah kok barantakan sekali! Yaaaahhhh emangnya istri itu robot
pake remot.
Oke lah suami juga pasti capek cari nafkah keluar pagi pulang
sore , tapi bukan berarti itu menghalangi sang saumi untuk mengajak istri
bermain bercanda ria.
Adakah diantara suami yang mengemban tugas yang lebih berat
dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam?
Lihatlah contoh panutan kita Nabi yang mulia shallallhu
alaihi wasallam , beliau mengemban risalah dakwah lebih berat dari memikul
gunung , beliau seorang pemimpin negara madinah dan makkah setelah pembebasan
makkah , panglima perang dalam setiap peperangan…dengan jumlah kesibukan yang
sangat banyak ini sepertinya Beliau tidak ada waktu untuk bercanda dengan
keluarganya , tapi beliau tidak pernah melupakan bagian waktu bermain bercanda
dan bikin gembira istri-istrinya .
Terlebih husus istri Beliau yang paling muda ummul mukminin Aisyah
semoga Allah meridhainya , karenanya Beliau sering mencandai dan bermain
dengannya , sesekali beliau mengajaknya lomba lari , Aisyah-pun menang
mendahulu Nabi , tak lama kemudian Beliau mengajaknya lagi lomba lari disaat
Aisyah sudah agak gemuk Rasulullah-pun menang mendahuli Aisyah, lalu beliau mencandainya :
هذه بتلك nah ini balasan kekalahanku yang dulu
itu
Sutu ketika Beliau membiarkan ‘Aiysah melihat orang-orang
habasyah bermain berlatih pedang dimasjid
iapun senang melihat permainan mereka .
Ummul mukminin Aisyah semoga Allah meridhainya mengisahkan
tentang dirinya :
والله رأيت النبي صل الله عليه وسلم على
باب حجرتي والحبشة يلعبون بالحراب فى مسجد رسول الله صلى الله عليه وسلم يسترني
بردائه لأنظر إلى لعبهم بين أذنه وعاتقه , ثم يقوم من أجلي حتى أكون أنا التي
أنصرف , فاقدروا قدر الجارية الحديثة السن , الحريصة على اللهو (رواه البخاري
ومسلم)
Demi Allah aku melihat Rasulullah shallallhbu alaihi wasallam
dipintu kamarku dan orang-orang habasyah sedang bermain belatih perang dimasjid Rasulullah , beliau menutupiku dengan
jubahnya agar aku melihat permainan mereka dari antara telinga dan pundak
beliau , sampai beliau berdiri demi aku sampai akulah yang pergi (karena sudah
puas melihat mereka bermain) maka mengertilah kalian dengan hajat anak gadis
kecil yang baru beranjak umur yang masih suka bermain (HR Muslim 892)
Bagaimanakah beliau tidak memenuhi hak istrinya dalam bermain
yang diperbolehkan , Beliaulah yang bersabda :
كل شيئ تلهو به بني آدم فهو باطل , إلا
ثلاثا , رمية عن قوسه , وتأديبه فرسه , وملاعبة أهله فإنهن من الحق
Segala permainan manusia adalah bahtil , kecuali tiga ,
menembakkan panah dari busurnya , melatih kudanya , dan bermain bercanda ria
dengan keluarganya , sungguh itu adalah diantara yang benar(HR Tabrani , Annasa-I
, Al-Albany dalam sisilah as-shahihah no 309)
Beliau jugalah yang mengatakan kepada Jabir Bin Abdillah
ketika Beliau menanyakan istrinya : istrimu gadis apa janda? Jabir semoga Allah
meridhainya mengabarkan : janda , lalu Beliau menyemangatinya untuk menikahi
yang gadis : tidakkah engkau menikahi gadis engkau bermain saling canda
dengannya .(HR Bukhari dan Muslim)
Beliau shallallahu alaihi wasallam juga membiarkan anak-anak
perempuan masuk bemain bersama ummul mukminin Aisyah ia dulu punya kuda-kudaan
yang memiliki dua sayap.
Inilah sekelumit contoh bagaimana nabi kita yang mulia mengajak
istrinya bermain bercanda bersama , semoga kita-kita nih bisa terus mengambil
contoh dari bilau.
Yuuk para suami peraktikin ya jangan hidup selalu serius didepan
istri mereka butuh keceriaan , mereka butuh dicandai diajak main , ngobrol , tinggalkan HP kalau sudah dirumah karena
saat dirumah adalah waktu untuk istri dan anak-anak.
Bersambung……
Semoga bermanfaat
Disarikan dan dengan sedikit tambahan dari kitab : Kaifa Taj’alu zaujataka Tuhibbuka , Karya Adil Fathi Abdullah
Abu Nawwaf Akhyar Rasydi
Thaif 20/10/1436H
Posting Komentar
Komentar para pembaca yang baik dan membangun sangat kami harapkan dan atas kunjungannya kami ucapkan Jazakumullohu Khoiron.